
Di awal Agustus 2025, tvN menghadirkan sebuah drama yang langsung mencuri perhatian para penonton drama Korea: Love, Take Two—judul internasional dari drama berbahasa Korea 첫, 사랑을 위하여 (Cheot, Sarang-eul Wihayeo), yang kalau diterjemahkan berarti For the First Love.
Sekilas, judul internasionalnya terdengar ringan, seperti kisah kesempatan kedua dalam percintaan. Tapi kalau kita terjemahkan judul aslinya, nuansanya berubah. “Untuk Cinta Pertama” memberi kesan lebih dalam, seolah mengajak kita menengok kembali masa lalu, memperbaiki hal-hal yang belum selesai, dan memberi ruang untuk cinta yang pernah tertunda.
Drama ini tayang setiap Senin dan Selasa pukul 20:50 KST di tvN, menggantikan slot drama Head Over Heels, dan akan disusul oleh Shin’s Project pada pertengahan September. Bukan cuma tayang di TV Korea, drama ini juga dirilis serentak di Wavve, serta tersedia di platform streaming seperti Viki dan Viu untuk penonton internasional. Menariknya, ini adalah salah satu drama tvN pertama yang langsung hadir di Wavve pada hari yang sama dengan penayangan televisi—sebuah strategi yang jelas ingin merangkul penonton digital.
Pertemuan Dua Keluarga, Dua Generasi
Cerita Love, Take Two berpusat pada Lee Ji-An (diperankan Yum Jung-Ah), seorang ibu tunggal yang bekerja sebagai mandor konstruksi. Hidupnya keras, dan dia menghadapi semuanya dengan prinsip: tidak ada yang namanya makan siang gratis. Ia tegas, lugas, dan percaya hanya kerja keras yang bisa membuat seseorang bertahan.
Bagi Ji-An, dunia berputar mengelilingi putrinya, Lee Hyo-Ri (Choi Yoon-Ji). Seorang mahasiswa kedokteran yang pintar, disiplin, dan menjadi kebanggaan keluarga. Namun, di balik citra anak berprestasi, Hyo-Ri diam-diam merasa tercekik oleh ekspektasi. Semua yang dia jalani terasa seperti untuk orang lain, bukan untuk dirinya sendiri.
Konflik mulai memuncak ketika Hyo-Ri didiagnosis mengidap tumor otak. Diagnosis itu datang tiba-tiba, menghentak hubungan ibu dan anak yang sebelumnya sudah renggang. Bagi Ji-An, ini seperti alarm besar—dia ingin lebih dekat dengan anaknya, tapi caranya yang dominan justru membuat jarak di antara mereka makin lebar.
Di tengah kekacauan itu, Hyo-Ri mengambil langkah nekat. Ia meninggalkan Seoul dengan mengendarai camper van, menuju sebuah desa pesisir bernama Cheonghae Village. Di sanalah ia berharap menemukan kebebasan, atau setidaknya jeda dari hidup yang membebaninya.
Cinta Pertama yang Kembali
Tak lama setelah kepergian Hyo-Ri, Ji-An menyusul ke desa tersebut. Tanpa ia duga, desa itu justru membawanya bertemu kembali dengan Ryu Jeong-Seok (Park Hae-Joon), cinta pertamanya yang dulu terpisah karena keadaan.
Jeong-Seok kini adalah ayah tunggal yang hidup tenang bersama anak laki-lakinya, Ryu Bo-Hyun (Kim Min-Kyu). Kehidupan mereka sederhana—Bo-Hyun bahkan sudah enam tahun mengelola kebun bunga sendiri. Ia bukan pemula; pemuda ini sudah jadi “veteran” di dunia bunga.
Pertemuan itu bukan sekadar reuni canggung. Karena, di saat Ji-An dan Jeong-Seok mencoba mengatur ulang jarak di antara mereka, Hyo-Ri justru mulai dekat dengan Bo-Hyun. Pertemuan mereka terjadi nyaris tak sengaja—Hyo-Ri memarkir camper van-nya tepat di depan rumah Bo-Hyun. Dari situ, hubungan mereka mulai tumbuh pelan-pelan, mengubah keseharian keduanya.
Nuansa yang Menghangatkan Hati
Meski premisnya terdengar berat—penyakit serius, hubungan ibu-anak yang tegang, cinta lama yang belum selesai—Love, Take Two tidak larut dalam kesedihan berlebihan. Drama ini mengambil tempo yang tenang, membiarkan penonton mengamati bagaimana karakter-karakternya belajar menghadapi rasa sakit sambil menemukan kebahagiaan kecil di tengah jalan.
Desa Cheonghae sendiri digambarkan seperti terapi visual. Laut biru, udara bersih, dan rumah-rumah yang terasa jauh dari hiruk-pikuk kota, semuanya membantu menciptakan suasana healing. Bagi Ji-An, desa ini adalah tempat ia belajar menurunkan egonya. Bagi Hyo-Ri, desa ini adalah awal dari hidup yang ia pilih sendiri. Dan bagi Jeong-Seok serta Bo-Hyun, desa ini adalah rumah yang tiba-tiba menjadi ramai karena dua orang pendatang yang membawa perubahan.
Di Balik Layar
Drama ini disutradarai oleh Yoo Je-Won—sutradara yang terkenal piawai memadukan drama emosional dengan momen hangat—dengan penulis Sung Woo-Jin yang membawa cerita segar. Proses penggarapan dimulai sejak akhir 2024, dan pada Maret 2025 para pemain utama berkumpul untuk pembacaan naskah pertama.
Yum Jung-Ah dan Park Hae-Joon dipastikan menjadi pemeran utama sejak akhir 2024, disusul Kim Min-Kyu dan Choi Yoon-Ji. Beberapa aktor pendukung seperti Kim Sun-Young, Yang Kyung-Won, dan Kim Mi-Kyung turut meramaikan cerita. Dengan latar desa yang memanjakan mata dan chemistry para aktor yang terasa alami, drama ini memang sudah punya modal besar untuk mencuri hati penonton.
Respon Penonton
Sejak dua episode awalnya tayang, respons penonton cukup positif. Banyak yang memuji bagaimana drama ini tidak buru-buru menceritakan romansa, tapi fokus membangun hubungan dan memberi ruang untuk setiap karakter berkembang.
Beberapa penonton mengaku terkejut dengan pembukaan yang langsung menampilkan diagnosis penyakit serius—cara yang efektif untuk membuat penonton peduli sejak awal. Ada juga yang mengapresiasi dinamika antara dua generasi: kisah Ji-An dan Jeong-Seok di satu sisi, dan Hyo-Ri serta Bo-Hyun di sisi lain.
Drama ini tidak menawarkan twist besar atau plot penuh kejutan setiap episode, tapi justru di situlah kekuatannya: ia membiarkan penonton ikut merasakan proses, langkah demi langkah.
Kenapa Wajib Ditonton
Kalau kamu mencari drama yang bukan hanya soal cinta romantis, tapi juga tentang cinta keluarga, kesempatan kedua, dan keberanian untuk memilih hidup yang kamu mau, Love, Take Two layak ada di daftar tontonanmu.
Ini adalah kisah tentang memperbaiki yang pernah patah—baik hubungan, mimpi, maupun hati. Tentang bagaimana cinta pertama bukan hanya soal pasangan, tapi juga bisa berarti cinta pertama dari seorang ibu kepada anaknya, atau sebaliknya.
Dan, seperti judulnya, drama ini memberi kesempatan “take two” kepada semua karakter—kesempatan untuk mengulang, memperbaiki, dan mungkin kali ini, melakukannya dengan benar.