Sinopsis Film 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2

0
87
Sinopsis Film 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2

Sinopsis Film 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2: Jejak Islam di Benua yang Dingin

Keindahan sebuah kisah seringkali dimulai dari sesuatu yang tak disangka. Begitu pula pengalaman saya mengenal film 99 Cahaya di Langit Eropa. Awalnya, saya bahkan tidak mengetahui bahwa kisah ini pernah diangkat ke layar lebar. Semuanya bermula ketika adik saya memberi sebuah buku dengan judul yang sama. Dengan ekspektasi biasa, saya mengira ini hanya novel remaja bertema cinta dan pencarian jati diri seperti kebanyakan. Namun ternyata, saya keliru.

Prolog buku tersebut langsung menggugah perhatian. Alih-alih narasi ringan, saya justru disuguhkan adegan berlatar Perang Salib. Penggambaran sejarah yang kuat dan cara bertutur penulisnya, Hanum Salsabiela Rais, terasa mengalir dan mudah dipahami. Gaya penceritaan yang cerdas dan penuh empati membuat saya menyelami kisah ini lebih dalam. Tak heran bila kemudian buku ini diangkat menjadi film religi dengan latar Eropa yang jarang kita lihat dari perspektif Islam.

Film pertama 99 Cahaya di Langit Eropa telah menuai banyak pujian karena berhasil membawa penonton menjelajahi jejak peradaban Islam di benua Barat dengan pendekatan personal dan sinematik. Kini, bagian keduanya tengah dipersiapkan dengan antusias, meneruskan kisah perjalanan Hanum dan suaminya, Rangga.

Melanjutkan Jejak Sejarah: Dari Cordoba ke Istanbul

Di akhir film pertama, Hanum (diperankan oleh Acha Septriasa) mengajak Rangga (Abimana Aryasatya) untuk melakukan perjalanan spiritual ke Cordoba, Spanyol. Kota ini dulunya menjadi pusat peradaban Islam di Eropa, dan menyimpan banyak warisan budaya serta arsitektur yang memukau. Salah satu destinasi mereka adalah Mezquita Cathedral, sebuah bangunan ikonik yang dulunya merupakan masjid agung sebelum kemudian diubah menjadi katedral Katolik.

Konflik kultural pun muncul ketika Hanum ditegur petugas karena mencoba menunaikan salat di dalam Mezquita. Peristiwa tersebut menyiratkan ketegangan sejarah yang masih terasa hingga kini. Meski bangunan itu memiliki akar Islam yang kuat, perubahan fungsinya mencerminkan realita sejarah yang kompleks dan berlapis.

Tak berhenti di Spanyol, perjalanan mereka berlanjut ke Istanbul, Turki—sebuah kota yang dikenal sebagai jembatan peradaban Timur dan Barat. Penonton akan kembali disuguhi visual memukau, arsitektur klasik, dan suasana kota yang kaya budaya. Istanbul dalam film ini bukan hanya latar, tetapi juga bagian dari narasi spiritual yang sedang dijelajahi Hanum dan Rangga.

Melebar ke Timur: Mesir dan Mekkah

Uniknya, film ini tidak hanya terbatas pada kota-kota di Eropa. Narasi akan berkembang hingga ke Mesir dan Mekkah, menjadikan perjalanan ini sebagai kisah lintas negara yang penuh makna. Di Mesir, penonton akan diperkenalkan pada kehidupan masyarakat Muslim di negara dengan sejarah kuno, sementara Mekkah menjadi titik puncak perjalanan spiritual mereka.

Film ini disutradarai kembali oleh Guntur Soeharjanto, yang juga sukses menggarap bagian pertamanya. Proses produksi direncanakan dimulai Januari mendatang, dengan sebagian besar pemeran lama yang kembali hadir. Menariknya, karakter Fatin—yang sebelumnya hanya menjadi pelengkap—akan memiliki peran lebih besar di film kedua. Ini tentu menjadi daya tarik tersendiri, mengingat Fatin dikenal sebagai penyanyi muda berbakat yang punya karisma kuat di layar lebar.

Akhir Kata

99 Cahaya di Langit Eropa Part 2 bukan sekadar lanjutan dari film religi. Ia adalah jendela untuk melihat Eropa dari kacamata yang berbeda—melalui nilai, sejarah, dan kearifan Islam yang tersembunyi di balik bangunan-bangunan megah dan kota-kota tua. Film ini tidak menggurui, melainkan mengajak penonton bertanya: bagaimana jejak sejarah membentuk identitas kita hari ini?

Kalau kamu belum menontonnya, mungkin ini saat yang tepat untuk memulainya. Siapa tahu kamu menemukan seberkas cahaya baru di langit ceritamu sendiri.

Tinggalkan komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here