Adaptasi Drama Asing: Bisakah Korea Membawa Nuansa Baru dalam Mary Kills People?

Adaptasi Drama Asing: Bisakah Korea Membawa Nuansa Baru dalam Mary Kills People?

Dalam beberapa tahun terakhir, industri drama Korea semakin terbuka terhadap adaptasi karya asing. Dari novel Jepang hingga serial Amerika, Korea Selatan telah menunjukkan kemampuannya dalam mengolah cerita lintas budaya menjadi tontonan yang relevan dan emosional. Namun, ketika MBC mengumumkan akan mengadaptasi Mary Kills People, sebuah serial Kanada yang mengangkat isu euthanasia, banyak yang bertanya: bisakah Korea benar-benar membawa nuansa baru dalam cerita yang begitu sensitif dan kompleks?

Adaptasi bukan sekadar menyalin plot. Ia adalah proses kreatif yang menuntut pemahaman mendalam terhadap konteks budaya, nilai-nilai lokal, dan ekspektasi penonton. Dalam kasus Mary Kills People, tantangannya bukan hanya soal teknis, tetapi juga moral dan sosial. Drama ini bukan tentang cinta atau balas dendam, melainkan tentang kematian yang dipilih secara sadar. Dan itu, dalam banyak budaya termasuk Korea, adalah isu yang tabu.

Dari Kanada ke Korea: Perjalanan Sebuah Cerita Kontroversial

Mary Kills People canada 1

Versi asli Mary Kills People tayang di Global Television Network dari tahun 2017 hingga 2019. Dibintangi oleh Caroline Dhavernas sebagai Dr. Mary Harris, serial ini mendapat pujian karena keberaniannya mengangkat tema euthanasia secara frontal. Mary adalah dokter gawat darurat yang diam-diam membantu pasien terminal mengakhiri hidup mereka dengan tenang dan bermartabat. Ia beroperasi di bawah radar hukum, sambil menghadapi dilema etis, tekanan keluarga, dan ancaman dari pihak berwenang.

Serial ini tidak hanya menyentuh isu medis, tetapi juga membuka ruang diskusi tentang hak individu, martabat manusia, dan batasan hukum. Di Kanada, di mana euthanasia telah dilegalkan dalam kondisi tertentu sejak 2016, cerita ini terasa relevan dan reflektif. Namun bagaimana jika cerita yang sama dibawa ke Korea Selatan, di mana euthanasia masih ilegal dan sangat kontroversial?

Korea dan Sensitivitas Budaya: Adaptasi yang Tidak Bisa Asal Salin

Korea Selatan memiliki sistem nilai yang sangat berbeda dari Kanada. Dalam budaya Korea, kehidupan dan kematian sering dikaitkan dengan konsep kehormatan, keluarga, dan spiritualitas. Praktik euthanasia tidak hanya dianggap ilegal, tetapi juga bertentangan dengan nilai-nilai konfusius yang menekankan pentingnya merawat orang tua hingga akhir hayat.

Oleh karena itu, ketika MBC memutuskan untuk mengadaptasi Mary Kills People, mereka menghadapi tantangan besar: bagaimana menyampaikan cerita yang sama tanpa menyinggung sensitivitas lokal? Bagaimana membuat penonton Korea bersimpati pada karakter yang secara hukum adalah pelanggar, tetapi secara emosional adalah penyelamat?

Jawabannya terletak pada pendekatan naratif yang lebih intim dan filosofis. Versi Korea, yang dibintangi oleh Lee Bo Young sebagai Woo So Jung, tidak hanya menyoroti aksi sang dokter, tetapi juga latar belakang emosional dan trauma yang membentuk pilihannya. So Jung bukan hanya dokter, tetapi juga ibu, sahabat, dan manusia yang bergulat dengan rasa bersalah dan empati. Adaptasi ini tidak berusaha membenarkan euthanasia, tetapi mengajak penonton untuk memahami kompleksitasnya.

Perbedaan Karakter dan Dinamika Emosional

Salah satu perubahan signifikan dalam versi Korea adalah karakter detektif Jo Hyun Woo, yang diperankan oleh Lee Min Ki. Dalam versi Kanada, karakter polisi lebih berfungsi sebagai antagonis yang mencoba membongkar praktik ilegal Mary. Namun dalam versi Korea, Hyun Woo sendiri adalah pasien terminal yang mengidap tumor otak. Ia tidak hanya menjadi ancaman bagi So Jung, tetapi juga cermin bagi penonton: bagaimana jika kita sendiri berada di posisi yang sama?

Perubahan ini membawa lapisan emosional yang lebih dalam. Hyun Woo bukan hanya penegak hukum, tetapi juga manusia yang kehilangan harapan. Ia hidup sendirian, bekerja sebagai kurir, dan perlahan kehilangan semangat hidup. Ketika ia bertemu So Jung, konflik batin yang ia alami menjadi pusat ketegangan drama. Adaptasi ini berhasil mengubah dinamika antagonis menjadi dilema eksistensial.

Selain itu, karakter Choi Dae Hyun, yang diperankan oleh Kang Ki Young, juga mengalami penyesuaian. Dalam versi asli, Mary bekerja dengan seorang mantan dokter yang lebih pragmatis dan dingin. Namun dalam versi Korea, Dae Hyun adalah sahabat lama So Jung yang hangat dan jenaka, namun menyimpan trauma dan rasa bersalah. Ia menjadi penyeimbang emosional dalam cerita, sekaligus simbol bahwa setiap orang memiliki luka yang tak terlihat.

Nuansa Visual dan Atmosfer Lokal

Adaptasi bukan hanya soal cerita, tetapi juga soal atmosfer. Versi Korea menghadirkan sinematografi yang gelap dan elegan, dengan tone warna dingin dan pencahayaan minimalis. Rumah So Jung digambarkan tenang namun penuh rahasia. Lorong rumah sakit terasa dingin dan menekan. Ruang interogasi dipenuhi bayangan dan ketegangan. Semua elemen visual ini dirancang untuk menciptakan suasana yang reflektif dan intens.

Musik latar juga memainkan peran penting. Komposer drama ini memilih nada-nada minor dan ambient yang menekankan kesunyian, ketegangan, dan rasa kehilangan. Tidak ada musik yang berlebihan atau melodramatis. Semua dirancang untuk mendukung narasi yang kontemplatif.

Poster karakter yang dirilis menjelang penayangan juga menggambarkan konflik batin dengan kutipan emosional. Jo Hyun Woo tampil dengan ekspresi kosong dan kutipan “Aku tidak ingin hidup lagi.” Sementara Woo So Jung berdiri di depan meja operasi dengan tatapan tajam dan kutipan “Jika kematian satu-satunya cara mengakhiri rasa sakit, apa yang harus kulakukan sebagai dokter?”

Reaksi Publik dan Ekspektasi Penonton

Ketika teaser pertama dirilis, reaksi publik cukup beragam. Sebagian penonton menyambut baik keberanian MBC mengangkat isu yang jarang disentuh. Mereka melihat drama ini sebagai langkah maju dalam membuka diskusi tentang hak pasien dan martabat manusia. Namun sebagian lain merasa khawatir bahwa drama ini bisa dianggap membenarkan praktik ilegal.

Lee Bo Young sendiri menyatakan bahwa ia tertarik pada proyek ini karena ingin mengeksplorasi sisi gelap profesi medis yang jarang ditampilkan. Ia tidak melihat karakter So Jung sebagai pahlawan atau penjahat, tetapi sebagai manusia yang berusaha melakukan hal yang benar dalam situasi yang salah. Lee Min Ki juga menyebut bahwa ia bergabung karena pernah menonton dokumenter tentang euthanasia dan merasa tersentuh oleh kisah nyata pasien yang memilih kematian sebagai jalan keluar dari penderitaan.

Kang Ki Young menyatakan bahwa karakter Dae Hyun adalah tantangan tersendiri. Ia harus menyeimbangkan sisi jenaka dan sisi gelap dalam satu tokoh yang kompleks. Chemistry antara ketiga aktor utama menjadi salah satu kekuatan drama ini, dengan dinamika yang tidak hanya emosional tetapi juga filosofis.

Kesimpulan: Adaptasi yang Berani dan Bermakna

Mary Kills People versi Korea bukan sekadar remake. Ia adalah reinterpretasi yang berani dan bermakna. Dengan pendekatan yang lebih filosofis, karakter yang lebih emosional, dan atmosfer yang lebih reflektif, drama ini berhasil membawa nuansa baru dalam cerita yang kontroversial.

Adaptasi ini menunjukkan bahwa Korea mampu mengolah isu global dengan sensitivitas lokal. Ia tidak berusaha menyalin, tetapi memahami. Ia tidak menggurui, tetapi mengajak berdialog. Dan yang terpenting, ia membuka ruang bagi penonton untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan terdalam tentang hidup, mati, dan pilihan.

Bagi kamu yang mencari drama dengan kedalaman emosional, isu sosial yang relevan, dan akting yang kuat, Mary Kills People adalah bukti bahwa adaptasi bisa menjadi karya orisinal yang menggugah.

Topik terkait: #adaptasi serial asing, #drama Korea, #euthanasia, #isu sosial, #Lee Bo-young, #Lee Min-ki

You May Also Like

About the Author: masasha

Penyuka drama Korea, film, dan serial lainnya. Mengelola web ini sejak 2012 sampai saat ini. Ikuti web ini di Facebook, serta akun sosmed lainnya untuk mendapatkan update terkini, dan menunjukkan dukungan Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *