Sinopsis The Summer I Turned Pretty Season 3, Musim Terakhir yang Penuh Luka dan Cinta

The Summer I Turned Pretty Season 3

Sinopsis The Summer I Turned Pretty Season 3 – Musim panas kembali menyapa, tapi kali ini bukan dengan semilir angin dan tawa ringan di pantai Cousins. The Summer I Turned Pretty Season 3 hadir sebagai penutup dari kisah cinta segitiga yang telah memikat jutaan penonton sejak musim pertamanya. Namun jangan harap nuansa manis dan nostalgia mendominasi—musim ini dibuka dengan badai emosi, pengkhianatan, dan keputusan yang mengubah hidup.

Awal Musim yang Mengguncang: Episode 1 & 2

Musim ketiga dimulai empat tahun setelah akhir musim kedua. Belly kini mahasiswa tahun ketiga, menjalin hubungan serius dengan Jeremiah. Mereka tampak bahagia, namun seperti biasa, kebahagiaan dalam serial ini tak pernah bertahan lama.

Episode pertama langsung mengungkap bahwa Jeremiah berselingkuh secara fisik dengan Lacie Barone saat liburan musim semi di Cabo. Belly, yang merasa dikhianati, juga menyimpan rahasia emosional: ia menghabiskan waktu bersama Conrad dan menyelesaikan teka-teki silang bertuliskan “I still love you.”

Konflik ini memuncak saat Steven, kakak Belly, mengalami kecelakaan mobil yang nyaris fatal. Momen ini menjadi titik balik bagi Belly—ia menyadari bahwa hidup terlalu singkat untuk menyimpan dendam. Ia memaafkan Jeremiah, dan tak lama kemudian menerima lamaran darinya.

Namun, pertanyaan besar pun muncul: apakah cinta mereka cukup kuat untuk bertahan?

Cinta Lama Tak Pernah Mati: Conrad dan Luka yang Tak Terucap

Conrad, yang kini menjalani terapi dan mencoba bangkit dari masa lalu, tetap menyimpan cinta mendalam untuk Belly. Dalam salah satu adegan paling menyentuh, ia mengakui bahwa Belly adalah cinta pertamanya, “10 dari 10,” namun ia menyesal tak pernah mengungkapkan perasaannya saat mereka masih bersama.

Setelah kehilangan pekerjaan di program medis karena kesalahan saat Steven dirawat, Conrad kembali ke Cousins. Di sana, ia diam-diam memilih untuk tetap tinggal dan bahkan bersedia menjadi pendamping Jeremiah di pernikahan—meski hatinya masih bergejolak.

Gestur kecil seperti membuat “dirt bombs” (muffin favorit Belly) untuk ulang tahunnya menjadi simbol cinta yang tak pernah benar-benar padam.

Laurel dan Ketakutan Seorang Ibu

Laurel, ibu Belly, menolak keras pernikahan putrinya. Ia tak hadir saat Belly mencoba gaun pengantin, dan bahkan menyatakan tak akan menghadiri pernikahan. Namun, di balik sikap kerasnya, tersimpan luka lama: Laurel menikah muda dan merasa kehilangan jati dirinya. Ia takut Belly akan mengalami hal serupa.

Dialog antara Laurel dan John, ayah Belly, membuka lapisan emosional yang jarang tersentuh dalam drama remaja. Laurel tak menentang cinta Belly, tapi ia menentang keputusan impulsif yang bisa mengubah hidup putrinya selamanya.

Taylor dan Steven: Cinta Diam-Diam yang Tak Kalah Rumit

Di tengah drama utama, hubungan Taylor dan Steven kembali bersemi secara diam-diam. Meski masing-masing masih memiliki pasangan, mereka tak bisa menahan perasaan yang terus tumbuh. Taylor bahkan membatalkan internship-nya dan menggunakan uangnya untuk membantu ibunya melunasi utang—sebuah gestur yang menunjukkan kedewasaan dan pengorbanan.

Steven, yang dulu hanya menjadi karakter pendukung, kini tampil sebagai sosok yang kompleks dan emosional. Hubungannya dengan Taylor menjadi subplot yang menyentuh dan realistis.

Adaptasi Buku dan Perubahan Signifikan

Musim ketiga diadaptasi dari novel terakhir Jenny Han, We’ll Always Have Summer. Namun, serial ini tak sepenuhnya mengikuti jalur buku. Beberapa perubahan signifikan terjadi:

  • Steven dan Taylor tidak memiliki hubungan romantis dalam versi novel.
  • Kecelakaan Steven adalah tambahan baru yang tidak ada dalam buku.
  • Perspektif Conrad lebih dieksplorasi dalam serial, termasuk terapi dan dialog emosionalnya.

Meski ada perbedaan, penggemar buku tetap dimanjakan dengan adegan-adegan ikonik yang diangkat langsung dari halaman novel—seperti flashback Natal dan surat dari Susannah yang keliru diberikan.

Produksi dan Jadwal Tayang

Musim ketiga terdiri dari 11 episode, menjadikannya musim terpanjang dari seluruh seri. Episode baru tayang setiap Rabu di Prime Video hingga 17 September 2025. Episode 1 dan 2 dirilis bersamaan pada 16 Juli, dan langsung memicu diskusi hangat di media sosial.

Serial ini tetap menjadi salah satu judul terpopuler Amazon, dengan Episode 4 mencatat 25 juta penonton dalam seminggu.

Refleksi: Cinta, Identitas, dan Pilihan

The Summer I Turned Pretty bukan sekadar kisah cinta remaja. Ia adalah refleksi tentang bagaimana cinta bisa membentuk atau menghancurkan identitas seseorang. Belly berada di persimpangan: antara cinta masa kini dan cinta pertama, antara impian pribadi dan harapan orang lain.

Keputusannya untuk tidak pergi ke Paris demi mempertahankan hubungan jarak dekat dengan Jeremiah menjadi titik kritis. Apakah cinta layak mengorbankan mimpi? Atau justru mimpi adalah bagian dari cinta yang sehat?

Conrad, dengan segala luka dan ketenangannya, menjadi simbol dari cinta yang dewasa—yang tak selalu memiliki, tapi selalu hadir.

Jeremiah, dengan semangat dan kerentanannya, mewakili cinta yang impulsif namun tulus.

Dan Belly? Ia adalah kita semua—berusaha memahami siapa diri kita di tengah badai emosi dan ekspektasi.

Topik terkait: #cinta segitiga, #Drama Remaja, #Prime Video, #review episode, #The Summer I Turned Pretty

You May Also Like

About the Author: masasha

Penyuka drama Korea, film, dan serial lainnya. Mengelola web ini sejak 2012 sampai saat ini. Ikuti web ini di Facebook, serta akun sosmed lainnya untuk mendapatkan update terkini, dan menunjukkan dukungan Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *