Sinopsis Twelve (2025): Drama Fantasi Korea yang Menghidupkan Mitologi Zodiak dalam Pertarungan Epik

Sinopsis Twelve (2025): Drama Fantasi Korea yang Menghidupkan Mitologi Zodiak dalam Pertarungan Epik

Twelve (2025) adalah sebuah karya yang berani menggabungkan mitologi, aksi, dan spiritualitas dalam satu narasi padat. Disiarkan oleh KBS2 mulai 23 Agustus hingga 14 September 2025, drama ini hanya terdiri dari delapan episode, namun setiap menitnya dipenuhi dengan intensitas dan makna. Dengan jajaran aktor papan atas seperti Ma Dong-seok, Park Hyung-sik, Seo In-guk, Sung Dong-il, Lee Joo-bin, dan Ko Kyu-pil, Twelve bukan sekadar tontonan akhir pekan, melainkan sebuah pengalaman sinematik yang menggugah. Kita mulai Sinopsis Twelve (2025): Drama Fantasi Korea yang Menghidupkan Mitologi Zodiak dalam Pertarungan Epik.

Sinopsis Twelve (2025)

Latar Mitologis: Ketika Cahaya dan Kegelapan Bertarung

Sinopsis Twelve (2025) ini kita mulai dengan cerita Twelve, yang berakar pada mitologi fiktif yang terinspirasi dari zodiak hewan dalam budaya Timur. Dalam dunia yang diciptakan oleh entitas agung bernama Light, dua belas malaikat dikirim ke bumi untuk melindungi umat manusia dari ancaman roh jahat yang dikirim oleh Darkness. Setiap malaikat memiliki kekuatan yang berhubungan dengan hewan zodiakmacan, naga, babi, dan lainnya—yang menjadi simbol kekuatan dan karakter mereka.

Pertarungan besar antara para malaikat dan roh jahat berakhir dengan kemenangan para malaikat, yang berhasil menyegel kekuatan jahat di dalam Gerbang Neraka (Hellmouth). Namun, kemenangan itu tidak datang tanpa pengorbanan. Para malaikat kehilangan kekuatan mereka dan hidup sebagai manusia biasa, menyimpan kenangan dan luka dari masa lalu yang kelam.

Episode 1: Kembalinya O-Gwi dan Awal Kekacauan

Episode pertama dibuka dengan narasi sejarah para malaikat zodiak. Penonton diajak menyelami masa lalu yang penuh konflik antara cahaya dan kegelapan. Narasi ini bukan sekadar latar belakang, melainkan fondasi emosional yang menjelaskan motivasi karakter utama, terutama Tae-san (Ma Dong-seok), sang pemimpin para malaikat.

Tae-san kini hidup sebagai CEO Angel Capital Group, sebuah perusahaan keuangan yang secara eksklusif melayani para mantan narapidana dan gangster. Pilihan ini bukan tanpa alasan—Tae-san percaya bahwa manusia yang pernah jatuh memiliki potensi untuk bangkit, dan ia ingin menjadi jembatan bagi mereka. Namun, pendekatan bisnisnya tetap keras dan tegas.

Salah satu kliennya, Jo Yang-su, sedang dipenjara dan menolak membayar utangnya. Tae-san, dengan karisma dan aura intimidatifnya, memperingatkan Yang-su bahwa ia bukan orang yang bisa dipermainkan. Adegan ini memperkenalkan sisi gelap Tae-san—seorang pemimpin yang tidak segan menggunakan kekuatan untuk menegakkan keadilan versi dirinya.

Karakterisasi yang Kuat dan Dinamis

Drama ini tidak hanya berfokus pada Tae-san. Kita juga diperkenalkan pada karakter-karakter lain yang memiliki peran penting dalam narasi:

  • Mir (Lee Joo-bin): Mantan kekasih Tae-san yang kini bekerja di museum sebagai pendidik sejarah zodiak. Ia memiliki kemampuan melihat masa depan melalui mimpi, yang membuatnya menjauh dari Tae-san dan para malaikat lainnya. Kalung naga yang ia kenakan menjadi simbol kekuatan tersembunyi yang belum sepenuhnya terungkap.
  • Ma-rok (Sung Dong-il): Detektif yang memiliki hubungan dekat dengan Tae-san dan Mir. Ia menjadi penghubung antara dunia manusia biasa dan dunia para malaikat.
  • Bang-wool dan Do-ni: Dua karakter yang bekerja di klinik oriental. Bang-wool dikenal dengan sikap kerasnya, sementara Do-ni berusaha menjaga citra klinik agar tetap ramah. Do-ni juga diketahui memiliki kekuatan babi, yang memberikan nuansa humor dan kehangatan dalam cerita.
  • Mal-sook, Won-seung, dan Kang-ji: Trio yang bekerja di Angel Capital Group dan sering terlibat dalam misi penagihan utang. Mereka memiliki karakter yang beragam—Mal-sook agresif, Won-seung ambisius, dan Kang-ji cerdik.

Konflik yang Mulai Muncul: Ritual dan Kebangkitan O-Gwi

Di tengah kehidupan para malaikat yang mencoba beradaptasi sebagai manusia, ancaman baru mulai muncul. Sebuah kelompok misterius melakukan ritual di tempat terpencil, mencoba membangkitkan O-Gwi (Park Hyung-sik), entitas jahat yang telah lama tersegel. Adegan ritual ini digambarkan dengan atmosfer yang mencekam—darah, batu kuno, dan cahaya hijau yang menandakan kebangkitan kekuatan gelap.

Kebangkitan O-Gwi menjadi titik balik dalam episode pertama. Sosoknya muncul dengan mata merah menyala dan sayap yang terbentang megah, menandakan bahwa dunia manusia akan kembali dilanda kekacauan. Park Hyung-sik tampil memukau sebagai antagonis, membawa nuansa baru dalam karier aktingnya yang sebelumnya lebih dikenal lewat peran protagonis.

Dinamika Emosional: Antara Pengorbanan dan Penolakan

Salah satu kekuatan Twelve terletak pada eksplorasi emosional para karakter. Tae-san, meskipun kuat secara fisik, menyimpan luka batin yang mendalam. Ia merasa kecewa karena pengorbanan para malaikat tidak dihargai oleh manusia. Dalam sebuah adegan menyentuh, ia bertemu dengan Geum-soon, seorang wanita tua yang dulu diselamatkannya dari penagih utang. Geum-soon menjadi satu-satunya manusia yang ia percaya dan hormati.

Percakapan mereka mengungkap sisi lembut Tae-san. Ia mencoba memberikan uang kepada Geum-soon, namun ditolak dengan halus. Geum-soon meyakinkan Tae-san bahwa masih banyak manusia yang baik dan bersyukur. Momen ini menjadi refleksi penting tentang hubungan antara kekuatan dan kasih sayang, antara pengorbanan dan penerimaan.

Simbolisme dan Tema yang Tersirat

Drama ini sarat dengan simbolisme. Kalung naga Mir, sayap O-Gwi, dan batu ritual bukan sekadar elemen visual, melainkan representasi dari kekuatan, takdir, dan sejarah yang saling bertaut. Tema utama yang diangkat adalah pertarungan antara cahaya dan kegelapan, namun tidak dalam bentuk hitam-putih. Setiap karakter memiliki sisi abu-abu, dan keputusan mereka dipengaruhi oleh masa lalu, rasa bersalah, dan harapan.

Selain itu, Twelve juga mengangkat isu sosial secara halus—tentang eksistensi mantan narapidana, tentang sistem keuangan yang tidak adil, dan tentang bagaimana sejarah sering kali dilupakan oleh generasi muda. Mir, sebagai pendidik museum, menjadi simbol dari upaya melestarikan sejarah dan nilai-nilai lama yang mulai tergerus oleh modernitas.

Aksi dan Koreografi: Intensitas yang Terjaga

Adegan aksi dalam Twelve tidak berlebihan, namun tetap memukau. Pertarungan Tae-san melawan anak buah Yang-su dilakukan dengan koreografi yang tajam dan realistis. Tidak ada efek visual berlebihan, namun kekuatan fisik dan ekspresi wajah Ma Dong-seok cukup untuk menyampaikan dominasi karakter.

Begitu pula dengan adegan penagihan utang oleh Mal-sook dan timnya. Meskipun brutal, adegan ini diselingi dengan humor dan dinamika tim yang membuatnya tetap menarik. Do-ni, dengan kekuatan babinya, menjadi kejutan yang menyenangkan dalam adegan ini.

Antisipasi Episode Berikutnya

Episode pertama ditutup dengan cliffhanger yang kuat—kebangkitan O-Gwi dan perubahan suasana hati Tae-san saat membuka brankas. Penonton dibuat penasaran dengan masa lalu Tae-san, dengan mimpi Mir, dan dengan rencana kelompok jahat yang berhasil membangkitkan kekuatan kuno.

Pertanyaan-pertanyaan mulai bermunculan: Apa sebenarnya isi mimpi Mir? Mengapa ia menjauh dari Tae-san? Apa hubungan antara kalung naga dan kekuatan yang tersembunyi? Dan yang paling penting, bagaimana para malaikat yang telah kehilangan kekuatan akan menghadapi ancaman baru?

Kesimpulan: Sebuah Awal yang Menjanjikan

Twelve berhasil memadukan mitologi, aksi, dan drama emosional dalam satu paket yang solid. Episode pertamanya bukan hanya memperkenalkan karakter dan latar, tetapi juga membangun fondasi konflik yang kompleks dan menarik. Dengan durasi 45 menit per episode, drama ini tidak membuang waktu dalam menyampaikan cerita.

Kekuatan utama Twelve terletak pada karakterisasi yang kuat, narasi yang padat, dan atmosfer yang konsisten. Penonton tidak hanya diajak menyaksikan pertarungan fisik, tetapi juga pergulatan batin para karakter yang mencoba menemukan makna dalam pengorbanan mereka.

Itu dia Sinopsis Twelve (2025): Drama Fantasi Korea yang Menghidupkan Mitologi Zodiak dalam Pertarungan Epik.


You May Also Like

About the Author: masasha

Penyuka drama Korea, film, dan serial lainnya. Mengelola web ini sejak 2012 sampai saat ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *