
Review Totally Killer (2023) – Totally Killer (2023) adalah film horor komedi yang menyatukan elemen slasher klasik dengan fiksi ilmiah bertema perjalanan waktu. Disutradarai oleh Nahnatchka Khan, film ini menghadirkan nostalgia era 1980-an sekaligus kritik sosial terhadap generasi masa kini. Dengan gaya yang ringan namun tetap menegangkan, film ini berhasil menyuguhkan cerita yang kompleks tanpa kehilangan daya tarik hiburannya.
Sinopsis Awal: Halloween, Trauma, dan Masa Lalu yang Belum Selesai
Jamie Hughes (diperankan oleh Kiernan Shipka) adalah seorang remaja cerdas dan skeptis yang tinggal bersama orang tuanya di kota kecil yang pernah diguncang oleh tragedi mengerikan. Menjelang Halloween, Jamie berusaha membuat ibunya, Pam (Julie Bowen), lebih rileks dan menikmati suasana. Namun Pam justru semakin paranoid dan protektif. Ketegangan ini bukan tanpa alasan—Pam menyimpan trauma mendalam karena tiga sahabatnya dibunuh secara brutal pada tahun 1987 oleh seorang pembunuh bertopeng yang dikenal sebagai “Sweet Sixteen Killer.”
Tragedi itu tidak hanya mengubah hidup Pam, tetapi juga membentuk cara dia membesarkan Jamie. Ketika pembunuh yang sama tiba-tiba muncul kembali di tahun 2023 dan membunuh Pam, Jamie terjebak dalam pusaran misteri yang melibatkan masa lalu, dendam, dan teknologi tak terduga.
Mesin Waktu dan Kembali ke Tahun 1987
Dalam upaya mencari jawaban dan mencegah pembunuhan lebih lanjut, Jamie secara tak sengaja melakukan perjalanan waktu ke tahun 1987 melalui mesin waktu berbentuk photo booth milik temannya, Amelia. Di era yang sangat berbeda dari dunia modernnya, Jamie harus beradaptasi dengan budaya Gen X yang penuh dengan stereotip, bahasa yang tidak sensitif, dan norma sosial yang jauh dari inklusif.
Konflik generasi menjadi salah satu elemen komedi utama dalam film ini. Jamie, yang terbiasa dengan kesadaran sosial dan teknologi canggih, harus menghadapi kenyataan bahwa DNA belum digunakan sebagai alat investigasi, dan polisi lokal menertawakan idenya sebagai sesuatu yang “terlalu futuristik.” Interaksi ini menciptakan momen-momen lucu sekaligus menyentil, memperlihatkan betapa jauhnya perkembangan teknologi dan pemikiran dalam beberapa dekade terakhir.
Misi Jamie: Mencegah Pembunuhan Sebelum Terjadi
Jamie menyadari bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan ibunya dan mengubah masa depan adalah dengan mencegah pembunuhan yang terjadi di tahun 1987. Ia mulai menyelidiki siapa sebenarnya Sweet Sixteen Killer dan apa motif di balik pembunuhan tersebut. Dalam prosesnya, Jamie berinteraksi dengan versi muda dari ibunya dan teman-teman Pam yang menjadi korban.
Kiernan Shipka tampil memukau sebagai Jamie, memadukan kecerdasan, keberanian, dan humor dalam peran gadis terakhir (final girl) yang harus bertahan hidup dan menyelesaikan misteri. Adegan-adegan pembunuhan dikoreografikan dengan apik, menggabungkan elemen brutal dan komedi gelap. Salah satu adegan paling mencolok melibatkan kasur air—ikon era 80-an—yang digunakan sebagai alat pembunuhan, menciptakan momen yang lucu sekaligus mengerikan.
Karakter dan Dinamika Sosial: Dari Doug Summers ke Fat Trish
Salah satu kekuatan Totally Killer adalah pengembangan karakter yang tidak hanya berfungsi sebagai korban atau pelaku, tetapi juga sebagai representasi dari trauma, tekanan sosial, dan dinamika remaja. Doug Summers, seorang anak culun yang sering diabaikan, ternyata memiliki peran sentral dalam tragedi tersebut.
Doug, yang kemudian menjadi kepala sekolah di masa depan, memiliki masa lalu kelam. Ia pernah berkencan dengan Trish—dijuluki “Fat Trish” oleh teman-teman Pam—yang menjadi korban perundungan. Dalam sebuah pesta menginap, Trish dipaksa minum alkohol oleh kelompok Pam dan akhirnya pulang dalam keadaan mabuk. Ia mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Peristiwa ini memicu dendam Doug, yang kemudian menjadi Sweet Sixteen Killer dan membunuh tiga sahabat Pam sebagai bentuk balas dendam.
Motif Doug bukan sekadar balas dendam pribadi, tetapi juga kritik terhadap budaya perundungan dan bagaimana trauma masa muda bisa membentuk seseorang menjadi pelaku kekerasan. Film ini tidak mencoba membenarkan tindakan Doug, tetapi memberikan latar belakang yang kompleks dan manusiawi.
Twist di Masa Kini: Podcaster Gila dan Manipulasi Waktu
Namun, kejutan terbesar datang ketika terungkap bahwa pembunuh di tahun 2023 bukanlah Doug. Setelah Jamie berhasil mengungkap identitas Doug dan menyaksikan kematiannya di tahun 1987, ia menyadari bahwa pembunuhan ibunya di masa kini dilakukan oleh orang lain: Chris, seorang podcaster yang terobsesi dengan kasus-kasus kejahatan.
Chris adalah representasi dari fenomena true crime yang semakin populer di era digital. Ia rela melakukan pembunuhan demi mendapatkan materi baru untuk podcast-nya. Ketika Jamie mulai mendekati kebenaran, Chris melakukan perjalanan waktu ke tahun 1987 dengan niat membunuh Jamie dan menghentikan penyelidikan.
Pertarungan antara Jamie dan Chris di dalam mesin waktu menjadi klimaks yang menegangkan. Jamie berhasil mengalahkan Chris, yang akhirnya tewas di tangannya. Kemenangan ini memungkinkan Jamie untuk kembali ke tahun 2023 dan menghadapi dunia yang telah berubah.
Garis Waktu yang Berubah: Jamie, Colette, dan Realitas Baru
Setelah kembali ke masa kini, Jamie menemukan bahwa ibunya, Pam, masih hidup dan menikah dengan ayahnya. Namun, ada perubahan besar dalam garis waktu. Ibu Amelia memberi tahu Jamie bahwa perjalanan waktunya telah mengubah beberapa aspek masa lalu, termasuk hubungan orang tuanya.
Dalam versi baru dari masa kini, Pam dan ayah Jamie berkumpul lebih awal di sekolah menengah dan memiliki anak pertama yang mereka beri nama Jamie. Akibatnya, Jamie yang kita kenal sekarang bukan lagi anak tunggal, melainkan memiliki seorang kakak bernama Jamie, dan dirinya sendiri kini bernama Colette.
Perubahan ini menciptakan paradoks identitas yang menarik. Jamie/Colette harus menerima kenyataan bahwa dunia yang ia kenal telah berubah, meskipun tujuannya tercapai: menyelamatkan ibunya dan menghentikan pembunuhan.
Epilog dan Catatan Waktu: Dunia yang Tidak Lagi Sama
Film berakhir dengan Jamie duduk di teras rumahnya, merenungkan semua perubahan yang terjadi. Saat kredit bergulir, penonton diperlihatkan kutipan dari buku catatan yang mengungkapkan berbagai perubahan lain dalam garis waktu akibat ekspedisi Jamie ke tahun 1987.
Beberapa perubahan mencolok termasuk:
- Kepala sekolah Summers yang tewas di tahun 1987 digantikan oleh Randy, seorang atlet sepak bola yang kini menjabat sebagai kepala sekolah.
- Chris, sang podcaster, mendapatkan kesempatan penebusan karena tidak melakukan pembunuhan di versi baru masa kini. Pam, yang selamat, kini mengawasi Chris sebagai bentuk pengawasan moral.
Perubahan-perubahan ini menunjukkan bahwa perjalanan waktu bukan hanya tentang menyelamatkan nyawa, tetapi juga tentang bagaimana satu tindakan bisa mengubah banyak aspek kehidupan orang lain.
Analisis Genre: Slasher Bertemu Sci-Fi
Totally Killer berhasil menggabungkan dua genre yang jarang bersatu: slasher dan fiksi ilmiah. Dengan latar waktu yang berpindah-pindah, film ini menawarkan ketegangan khas film pembunuhan berantai, namun dengan lapisan naratif yang lebih kompleks.
Elemen komedi juga memainkan peran penting, terutama dalam interaksi antar generasi dan sindiran terhadap budaya pop tahun 1980-an. Film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak penonton untuk berpikir tentang trauma, penebusan, dan konsekuensi dari tindakan kita.
Kesimpulan: Film Ringan dengan Lapisan Emosional
Secara keseluruhan, Totally Killer adalah film yang menyenangkan, cerdas, dan penuh kejutan. Kiernan Shipka membawa karakter Jamie dengan kekuatan dan kehangatan, sementara naskahnya menyatukan humor, horor, dan drama dengan keseimbangan yang tepat.
Bagi penggemar film horor klasik, Totally Killer menawarkan nostalgia dan referensi yang familiar. Bagi penonton muda, film ini menyuguhkan cerita yang relevan dengan isu-isu masa kini seperti perundungan, obsesi media, dan identitas.
Dan bagi saya, yang menggabungkan editorial dan teknis dalam satu napas, film ini bisa jadi inspirasi untuk menulis ulang narasi lama dengan sudut pandang baru—karena seperti Jamie, kita semua punya kesempatan untuk mengubah masa lalu agar masa depan lebih baik.