
Drama Korea terbaru berjudul Hunter with a Scalpel membuka episode pertamanya dengan atmosfer kelam dan penuh misteri.
Cerita ini langsung mencengkeram penonton lewat adegan pembuka yang tidak biasa: seorang gadis kecil duduk di pantai berbatu, menggenggam boneka lusuh sambil menatap luka di tangannya. Sebuah truk putih parkir tak jauh darinya—memberi isyarat bahwa masa lalu gadis ini tak akan menjadi sekadar latar belakang.
Forensik dan Imajinasi Gelap Seo Se-hyun
Tokoh utama drama ini adalah Seo Se-hyun, seorang ahli forensik yang dikenal brilian namun menyimpan sisi emosional yang dingin dan nyaris psikopat. Di sebuah klub malam, adegan brutal terjadi saat seorang wanita muda menikam seorang pria hingga tewas di hadapan banyak orang. Tapi ternyata, itu bukan kejadian nyata—melainkan rekonstruksi imajinasi Se-hyun yang sedang menyelidiki kasus tersebut. Ia membayangkan dirinya sebagai pelaku demi memahami pola pikir pembunuh.
Gaya penyelidikan Se-hyun sangat tidak biasa. Ia menghadapi para saksi dan menunjukkan pisau yang digunakan sebagai alat pembunuh. Reaksi setiap orang diamatinya dengan seksama, seperti membaca buku terbuka. Dari situ, ia menyimpulkan siapa pelakunya. Karakternya begitu kuat: dingin, analitis, dan tak ragu melontarkan tatapan tajam yang membuat orang lain terdiam.
Kehidupan Jung-hyun: Keras, Tapi Penuh Nurani
Di sisi lain, penonton diperkenalkan pada Detektif Jung Jung-hyun, sosok penyelidik yang lebih membumi dan berpegang pada nurani. Saat menyelidiki kasus penguntitan, ia harus menghadapi koleganya yang sembrono, dan bahkan terlibat konfrontasi karena seorang anak kecil yang mencuri cokelat. Meski tampak remeh, adegan ini menunjukkan bahwa Jung-hyun adalah sosok yang peduli dan tidak hanya melihat hukum dari sisi hitam-putih.
Interaksi antara Se-hyun dan Jung-hyun belum intens di episode ini, tapi keduanya diposisikan sebagai dua kutub yang berpotensi menciptakan dinamika menarik—antara logika dingin dan empati hangat.
Mayat Membusuk, Benang Merah, dan Bayangan Masa Lalu
Kasus besar di episode ini dimulai saat sebuah mayat ditemukan dibungkus plastik di tengah ladang. Tubuh korban dalam kondisi membusuk parah, dengan organ dalam yang hilang, kecuali lambung. Ada bekas suntikan di lengan dan tulang leher yang patah. Hal yang paling mencolok? Sebuah benang merah yang tersembunyi di dalam tubuh korban, yang langsung memicu kilas balik di benak Se-hyun tentang masa kecilnya—pantai berbatu, boneka, dan truk putih.
Korban diketahui bernama Lee Yeon-ju, seorang wanita muda berusia 23 tahun. Se-hyun menerima kasus ini dengan antusias profesional, namun ekspresi wajahnya menunjukkan bahwa ini lebih dari sekadar pekerjaan. Ada sesuatu yang pribadi dalam kasus ini, sesuatu yang membangkitkan hantu masa lalunya.
Penyajian Visual dan Psikologis yang Menggigit
Salah satu kekuatan utama drama ini adalah penyajian visual yang berani—tidak segan menampilkan proses otopsi, belatung dalam rongga mata, dan tubuh membusuk secara eksplisit. Ini jelas bukan tontonan bagi yang lemah hati. Namun, di balik unsur horor forensik itu, ada narasi psikologis yang disuguhkan secara cerdas.
Se-hyun bukan sekadar detektif biasa. Dia adalah wanita dengan lapisan kompleksitas: masa lalu yang terluka, imajinasi yang mengganggu, dan hubungan sosial yang rapuh. Pemeran utamanya, Park Ju-hyun, berhasil membangun karakter yang misterius dan memikat. Senyum simpulnya yang muncul tiba-tiba di tengah-tengah otopsi memberikan kesan bahwa dia bukan hanya dingin—tapi juga mungkin berbahaya.
Sebaliknya, Kang Hoon sebagai Jung-hyun menampilkan energi yang lebih bersahabat. Ia belum diberi banyak ruang dalam episode ini, tapi potensinya sebagai jembatan emosional dalam drama sangat kuat.
Kesimpulan: Awal yang Menjanjikan untuk Kisah yang Gelap
Hunter with a Scalpel Episode 1 berhasil menghadirkan pembuka yang mencengangkan dan menggugah rasa penasaran. Unsur thriller, forensik, dan psikologi dikemas apik dengan nuansa misteri yang terus bergulir. Penonton dibawa melintasi kilas balik traumatis, pembunuhan berdarah dingin, dan dunia forensik yang tidak hanya penuh teka-teki tetapi juga menyimpan kegelapan yang lebih dalam.
Bagi pecinta drama Korea dengan unsur kriminal dan psikologi kelam, drama ini jelas patut masuk daftar tontonan. Namun, bersiaplah—ini bukan sekadar drama detektif biasa. Ini adalah perjalanan ke dalam jiwa yang rusak, penuh trauma, dan mungkin… pencarian jati diri yang dibalut dalam misteri kematian.