Recap Walking on Thin Ice Episode 1: Awal dari Keputusasaan Kang Eun-soo

Recap Walking on Thin Ice Episode 1
Recap Walking on Thin Ice Episode 1

Walking on Thin Ice Episode 1 dibuka dengan suasana kelam dan reflektif. Seorang wanita bernama Kang Eun-soo berdiri di tengah kehidupannya yang tampak hancur, mempertanyakan apakah hidupnya selalu buruk sejak awal, atau justru baru kini menjadi lebih parah. Pertanyaan itu menjadi pembuka yang kuat dan menandai perjalanan batin seorang perempuan yang terjebak dalam kemiskinan, tekanan hidup, dan keputusan-keputusan berisiko yang mengubah segalanya.

Kisah kemudian bergeser ke masa lalu, menampilkan Eun-soo sebagai seorang ibu rumah tangga sederhana yang bekerja di toko kelontong lokal. Ia menjalani kehidupan yang berat namun masih berusaha tegar demi keluarganya. Suaminya, Park Do-jin, bekerja di bank, sementara putri mereka, Su-a, duduk di bangku SMA. Sekilas, mereka tampak seperti keluarga biasa, tapi di balik itu tersembunyi masalah finansial yang menyesakkan.

Setiap hari, pasangan suami istri ini harus berhadapan dengan kenyataan pahit: tagihan menumpuk, hutang yang tak terbayar, dan masa depan yang makin suram. Pertengkaran menjadi hal biasa di rumah mereka. Dalam salah satu adegan awal, Eun-soo terlihat mencoba berbicara dengan Do-jin tentang kemungkinan menggadaikan rumah demi menutupi utang. Namun, diskusi itu justru berujung pada perdebatan sengit yang disaksikan langsung oleh Su-a.

Merasa sesak, Eun-soo pergi meninggalkan rumah dengan perasaan kalut dan marah. Ia bertemu sahabatnya, Yeo-ju, dan mencurahkan seluruh kekesalannya tentang beban rumah tangga yang makin berat. Di sinilah penonton mulai memahami bahwa kehidupan Eun-soo tidak hanya sulit secara ekonomi, tapi juga secara emosional—ia terjebak di antara rasa tanggung jawab dan rasa lelah yang menumpuk.

Sementara itu, di sisi lain kota, kita diperkenalkan dengan tim investigasi kriminal yang dipimpin oleh Detektif Jang Tae-gu. Tim ini tengah berusaha membongkar jaringan penyelundupan dan peredaran narkoba di dalam negeri. Mereka berhasil menangkap sejumlah pelaku, tetapi barang bukti berupa paket narkoba misterius belum ditemukan.

Tae-gu menduga bahwa salah satu anggota jaringan, Bong-nam, melarikan diri sambil membawa barang tersebut. Maka, dimulailah perburuan besar-besaran terhadap Bong-nam, yang juga menjadi incaran kelompok gangster Phantom, geng yang terlibat dalam bisnis narkoba tersebut.

Kehidupan Eun-soo berubah semakin buruk ketika suatu hari Do-jin mendadak pingsan di rumah. Ia segera membawanya ke rumah sakit, hanya untuk mendengar kabar yang menghancurkan: suaminya mengidap kanker pankreas stadium lanjut. Penyakit itu telah berkembang pesat dalam beberapa bulan terakhir. Kabar ini membuat dunia Eun-soo runtuh seketika.

Dengan putus asa, ia mencoba meminta bantuan dari adik iparnya. Namun permintaannya ditolak mentah-mentah, meski di masa lalu Do-jin pernah membantu keuangan keluarganya. Di titik inilah, penonton benar-benar merasakan kepedihan hidup Eun-soo—seorang wanita yang harus berjuang sendirian, sementara semua pintu bantuan tertutup di hadapannya.

Dalam upaya terakhir, Eun-soo mencari cara apa pun untuk mengumpulkan uang bagi pengobatan suaminya. Ia memohon pada sahabatnya Yeo-ju agar memberinya pekerjaan di klub malam tempat Yeo-ju bekerja. Selain itu, Eun-soo bahkan rela melelang perabotan dan barang-barang di rumah, termasuk cincin pernikahannya. Semua dilakukan demi satu tujuan: menyelamatkan suami yang ia cintai.

Namun, takdir mempertemukannya dengan sesuatu yang jauh lebih berbahaya. Di tempat lain, Bong-nam yang sedang melarikan diri akhirnya terluka dan terjebak dalam situasi genting. Ia mencoba menghindari kejaran polisi dan gangster sekaligus. Dalam keadaan panik, ia masuk ke kompleks tempat tinggal Eun-soo dan meninggalkan sebuah tas misterius di rumahnya sebelum bersembunyi. Tanpa sadar, Eun-soo menjadi bagian dari lingkaran kejahatan yang besar.

Saat itu, Eun-soo tengah berbicara di telepon dengan agen asuransi yang menjelaskan bahwa jika Do-jin meninggal dunia, keluarga mereka akan menerima uang pertanggungan sebesar 100 juta won—jumlah yang bisa mengubah hidupnya. Namun sesaat setelah ia menutup telepon, matanya tertuju pada tas hitam asing yang tergeletak di depan pintu rumah. Tanpa berpikir panjang, ia membawanya masuk, tidak menyadari bahwa isi tas itu adalah sekantong besar narkoba.

Ketegangan meningkat ketika Bong-nam hampir kembali untuk merebut tas tersebut, namun detektif Tae-gu keburu datang dan menekan bel rumah Eun-soo. Momen itu membuat Bong-nam kabur lagi, dan akhirnya tewas setelah melompat dari bangunan setengah jadi. Keesokan harinya, berita kematian Bong-nam tersebar di televisi, disertai laporan bahwa tas berisi narkoba belum ditemukan. Saat menyadari bahwa tas yang sama kini ada di rumahnya, Eun-soo merasa panik dan ketakutan.

Awalnya ia berniat melapor ke polisi. Namun setelah melihat berita tentang keuntungan besar yang diperoleh dari bisnis narkoba—hingga ratusan juta won per bulan—pikiran serakah mulai muncul dalam dirinya. Ia tahu bahwa keputusan untuk menyimpan tas itu adalah langkah berbahaya, tetapi rasa putus asa membuatnya menunda laporan ke pihak berwajib.

Di malam hari, Eun-soo mulai bekerja di klub malam tempat Yeo-ju berada, hanya sebagai petugas kebersihan. Sementara itu, Detektif Tae-gu mendapat teguran keras dari atasannya, Kepala Kim Hyung-man, karena gagal menangkap Bong-nam hidup-hidup dan kehilangan barang bukti utama. Tae-gu pun memerintahkan seluruh anak buahnya menyisir lingkungan tempat Bong-nam terakhir terlihat untuk mencari tas tersebut.

Masalah Eun-soo belum berhenti di situ. Ia mendapat panggilan dari Lee Kyeong, guru seni Su-a, yang ingin membicarakan prestasi putrinya. Lee Kyeong mengungkapkan bahwa Su-a sudah lama tidak mengikuti kelas dan berencana keluar dari sekolah. Eun-soo marah besar dan menegur putrinya. Namun Su-a membalas dengan penuh kemarahan, menuding ibunya tidak mampu menafkahi keluarga dan mempermalukan mereka dengan terus meminjam uang dari orang-orang di sekitar. Gadis itu juga menyalahkan ibunya karena menjual semua barang berharga di rumah, termasuk cincin pernikahan yang memiliki nilai sentimental tinggi.

Adegan berlanjut ke suasana klub malam, di mana beberapa pekerja muda sedang membicarakan soal ganja dan narkoba yang beredar di sana. Salah satu pemasoknya adalah pria misterius bernama James, yang hanya berurusan dengan pelanggan VIP. Eun-soo yang sedang bekerja malam itu mendengar percakapan antara James dan pemasoknya, Hwang Dong-hyeon—anggota dari geng Phantom. Ia mulai menyadari bahwa dunia yang kini ia masuki jauh lebih gelap dari yang pernah ia bayangkan.

Malam itu, salah satu gadis bernama Mimi menawarkan uang tunai untuk membeli barang dari James. Eun-soo mencoba mencari tahu identitas James melalui staf klub, tapi tidak ada yang tahu pasti siapa dia, hanya rumor bahwa dia orang berpengaruh di kalangan pelanggan kelas atas.

Usai bekerja, Eun-soo bergegas ke rumah sakit untuk menemui suaminya. Namun betapa terkejutnya ia saat mendapati ranjang Do-jin kosong. Ia berlari ke atap rumah sakit dan melihat suaminya berdiri di pinggir gedung, bersiap mengakhiri hidupnya. Adegan ini menjadi salah satu momen paling emosional di episode pertama—Eun-soo dengan penuh air mata membujuk suaminya agar turun, mengingatkannya pada Su-a dan keluarga kecil mereka.

Do-jin mengaku menyesal karena merasa gagal sebagai suami dan ayah. Ia menyebut dirinya tak berguna, dan permintaan maafnya terasa begitu menyayat. Dalam ketegangan itu, Eun-soo dan staf rumah sakit akhirnya berhasil menarik Do-jin kembali ke tempat aman. Eun-soo memeluk suaminya erat, berjanji bahwa ia akan menemukan cara untuk menyelamatkan rumah dan biaya pengobatan. Di sinilah tekad kuatnya lahir—meski caranya mungkin melanggar hukum.

Setelah kembali ke rumah, ia menatap tas narkoba itu dengan pandangan ragu, lalu perlahan membukanya. Kamera menunjukkan ekspresi campuran antara takut dan berani di wajahnya, menandakan titik balik dalam hidup Eun-soo. Keputusan yang ia buat malam itu akan menyeretnya ke jalan berbahaya.

Keesokan paginya, Eun-soo berusaha menjalani hari seolah semuanya normal. Ia menyiapkan sarapan untuk Su-a dan menyemangati putrinya untuk tidak menyerah pada sekolah, meyakinkannya bahwa sang ibu akan memperbaiki keadaan. Namun di balik senyum dan kata-kata optimis itu, Eun-soo sudah menyimpan rencana gelap.

Malam harinya, ia pergi menemui seseorang yang ia yakini sebagai James untuk menjual sebagian dari narkoba itu. Namun pertemuan itu berubah jadi bencana. Pria tersebut ternyata bukan James, melainkan penipu yang mencoba menyerangnya secara fisik. Eun-soo hampir menjadi korban pelecehan, hingga seorang pria datang menyelamatkannya—dan ternyata dia adalah Lee Kyeong, guru seni Su-a yang selama ini dikenal baik hati.

Momen ini penuh kejutan karena penonton baru mengetahui bahwa Lee Kyeong ternyata adalah James yang sebenarnya! Ia menolong Eun-soo dan menanyakan apakah ia baik-baik saja. Eun-soo, meski masih shock, menolak bantuan lebih jauh dan berterima kasih. Namun setelah pria itu pergi, ia justru mengejarnya ke parkiran dan mengajukan tawaran berani: ia ingin menjadi mitra James dalam menjual narkoba.

Episode pertama pun berakhir di titik menegangkan itu—ketika Eun-soo mulai menapaki jalan gelap yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Review Walking on Thin Ice Episode 1

Episode perdana Walking on Thin Ice berhasil memadukan drama keluarga yang emosional dengan elemen thriller kriminal yang intens. Namun menariknya, alih-alih gelap sepenuhnya, serial ini menyelipkan humor-humor ringan dan momen tak terduga yang membuatnya terasa segar. Karakter James yang ternyata adalah guru seni Su-a menambah lapisan kompleksitas sekaligus kejutan manis bagi penonton.

Banyak penonton mungkin berharap akan ada perkembangan hubungan antara Lee Kyeong dan Eun-soo di episode berikutnya. Namun di sisi lain, kehadiran Do-jin yang masih hidup dan penuh penderitaan menimbulkan dilema moral. Akankah Eun-soo berubah menjadi wanita yang berselingkuh di tengah keputusasaan, atau tetap setia pada suaminya sambil berjuang di dunia kejahatan?

Episode ini juga menampilkan dinamika menarik antara Detektif Tae-gu dan timnya. Ia berjuang mencari tas narkoba yang kini berada tepat di tangan seorang ibu rumah tangga polos yang sama sekali tidak dicurigai. Paradoks inilah yang membuat cerita terasa hidup—penonton tahu rahasianya, tapi para karakter tidak.

Sebagai episode pembuka, Walking on Thin Ice episode 1 memberikan fondasi kuat untuk serial ini. Ia menunjukkan bagaimana keadaan hidup bisa mengubah seseorang secara drastis—dari ibu rumah tangga biasa menjadi pelaku kriminal, bukan karena niat jahat, melainkan karena keterpaksaan dan rasa putus asa. Perpaduan antara drama, misteri, dan ketegangan moral menjadikan episode pertama ini begitu memikat dan menjanjikan banyak hal untuk ke depannya.

Walking on Thin Ice (2025)|Walking on Thin Ice Episode 2


Recommended for You

About the Author: masasha

Penyuka drama Korea, film, dan serial lainnya. Mengelola web ini sejak 2012 sampai saat ini.
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments