Recap Shin’s Project Episode 2 dan Review

Shin’s Project Episode 2 dibuka dengan suasana khas lingkungan pasar tradisional: riuh, ramai, namun penuh drama kecil sehari-hari. Dua pemilik toko lokal tampak bersitegang di depan banyak orang. Salah satunya dituduh menjual barang kadaluarsa, sementara yang lain dianggap menunggak pembayaran. Perdebatan semakin memanas dan nyaris berujung pada perkelahian terbuka.

Tuan Shin, yang kebetulan lewat di lokasi, awalnya enggan ikut campur. Namun ketika situasi mulai tak terkendali, ia turun tangan dengan cara uniknya — berpura-pura menerima telepon dari pihak berwenang, seolah polisi sudah dalam perjalanan. Strateginya berhasil. Kedua pedagang itu panik, tapi justru tersadar bahwa mereka sebenarnya tidak ingin saling menjatuhkan. Perlahan mereka saling meminta maaf dan memutuskan berdamai. Sebuah pembuka yang sederhana, tapi menggambarkan kepiawaian Shin dalam menangani konflik dengan cara tak terduga.

Jejak di Balik Kecelakaan

Setelah kejadian itu, Shin kembali ke toko ayam gorengnya. Di sana, ia memperlihatkan rekaman dari dashcam mobilnya kepada Philip dan Si-on. Dalam video itu tampak jelas wajah sopir truk yang menyerang mereka di akhir episode sebelumnya. Si-on segera mengenalinya — ia adalah salah satu preman yang sempat mengejar mereka saat insiden terjadi.

Merasa harus menelusuri lebih dalam, Shin mendatangi seorang polisi bernama Choi Chul. Rupanya, keduanya memiliki sejarah panjang: mereka pernah bekerja sama dalam sebuah kasus 15 tahun lalu, yang justru membuat Choi terdegradasi dari posisi detektif menjadi petugas senior biasa. Meski masa lalu itu pahit, Choi masih menghormati Shin. Saat Shin memintanya menelusuri identitas sopir truk itu, Choi setuju tanpa banyak tanya.

Kasus Gangchun Resort Terkuak

Sementara itu, Produser Kim menerima dokumen yang berisi rencana pembangunan Gangchun Resort dari Shin. Dokumen tersebut mengungkap rencana besar milik HI Group, perusahaan besar yang menjadi dalang di balik konflik pasar ikan sebelumnya. Melihat bukti itu, pandangan Kim berubah total. Ia akhirnya memutuskan untuk menyetujui penyelesaian damai dengan para pedagang.

Sementara Philip menangani berkas administrasi, Shin mendatangi Gi-beom — cucu dari nenek di pasar Gangchun — untuk mengkonfrontasinya. Ia menuduh Gi-beom sebagai biang keladi yang menaruh belatung dalam makanan. Namun ternyata, pemuda itu hanyalah pion kecil. Ia mengaku melakukannya karena dijanjikan uang jaminan untuk membuka toko di Seoul. Ia sama sekali tidak tahu menahu soal proyek resort yang sedang direncanakan oleh HI Group.

Tak lama, Choi Chul menyerahkan hasil penyelidikannya. Nama sopir truk itu adalah Oh Jin-ho, pria beristri dan memiliki seorang anak perempuan. Saat polisi berusaha menangkapnya, Jin-ho justru melarikan diri dan menyandera seorang gadis kecil dengan pisau. Aksi itu memicu trauma lama di benak Choi — 15 tahun lalu, ia pernah gagal menyelamatkan seorang anak dalam situasi serupa. Namun kali ini, nasib berpihak padanya. Saat seseorang memukul Jin-ho dari belakang, Choi langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk melumpuhkannya.

Setelah pelaku ditahan, Shin menemuinya di ruang interogasi. Dengan nada dingin, ia mengancam akan menyeret istri dan anak Jin-ho jika ia tidak mau bicara. Ancaman itu berhasil. Jin-ho akhirnya buka suara, menandakan bahwa permainan kekuasaan di balik kasus Gangchun jauh lebih rumit dari yang terlihat.

Kebenaran yang Tersiar ke Publik

Sementara itu, Gi-beom bertemu Lee Jae-hak, pejabat publik yang selama ini berpura-pura membantu para pedagang tetapi sebenarnya bekerja untuk HI Group. Dalam sebuah pesta tertutup, Jae-hak bersulang bersama pimpinan HI Group dan wali kota Gangchun untuk merayakan keberhasilan proyek resort mereka. Namun kegembiraan mereka tak bertahan lama.

Mendadak, sebuah episode baru acara On-Site Pursuit tayang di televisi nasional — mengupas tuntas tentang korupsi HI Group dan keterlibatan pejabat daerah dalam proyek Gangchun Resort. Di balik layar, ternyata Gi-beom lah yang menjadi informan rahasia. Ia mengenakan alat penyadap saat berbicara dengan Jae-hak, dan seluruh percakapan mereka direkam sebagai bukti.

Dalam tayangan itu, Produser Kim secara terbuka meminta maaf kepada koperasi makanan laut karena telah menyiarkan informasi palsu di masa lalu. Tak lama setelah episode tersebut tayang, polisi menyerbu restoran tempat pesta berlangsung dan menangkap ketiga pria — Jae-hak, pimpinan HI Group, dan wali kota Gangchun — atas tuduhan korupsi dan manipulasi publik.

Siasat Hakim Kim Terungkap

Beberapa hari kemudian, Shin mendatangi kantor Hakim Kim Sang-geun untuk melaporkan perkembangan kasus. Saat menunggu, ia memperhatikan sebuah berkas tebal bertuliskan “Kejahatan Korporasi HI Group” di meja sang hakim. Seketika ia sadar: alasan Hakim Kim memintanya menyelidiki kasus Gangchun bukan semata untuk membantu para pedagang, melainkan untuk memperkuat kasus pengadilan besar melawan HI Group yang sedang ia tangani.

Sementara itu, di kantor polisi, Choi Chul menjadi sorotan publik. Video dirinya saat menumpas Oh Jin-ho tersebar luas dan menjadi viral. Rekan-rekannya merayakan kabar bahwa Choi akan dikembalikan ke posisi detektif — sesuatu yang sudah lama ia impikan sejak degradasi 15 tahun lalu.

Popularitas yang Hilang

Di kedai ayam goreng, suasana justru sebaliknya. Penjualan tiba-tiba menurun drastis. Si-on menjelaskan bahwa pelanggan ramai beberapa waktu lalu karena penampilan Philip di siaran langsung influencer Kkokkio. Setelah euforia itu berlalu, pesanan pun sepi.

Shin, dengan naluri bisnis sekaligus keisengannya, punya ide baru. Ia mengajak Philip kembali ke rumah Kkokkio, kali ini berpakaian rapi dengan jas dan dasi. Mereka menawarkan makanan gratis untuk promosi, dan Kkokkio pun setuju mengajak mereka tampil lagi dalam siaran langsung. Strategi ini terbukti berhasil: penonton kembali heboh, dan toko mereka pun mendapatkan perhatian publik lagi.

Namun di tempat lain, seseorang bertudung kepala sedang menonton video siaran itu. Saat wajah Shin muncul di layar, orang itu tampak mengenalinya — menandakan bahaya baru yang akan segera menghampiri.

Malam Santai dan Persahabatan Baru

Malamnya, Shin, Philip, dan Si-on pergi makan malam bersama. Dalam suasana santai, Shin mengusulkan agar Si-on mengajari Philip cara mengantarkan pesanan, sementara Philip diminta membantu Si-on belajar untuk ujian GED (setara SMA). Si-on menolak dengan alasan biaya, membuat suasana mendadak hening. Tak lama kemudian, ia minum terlalu banyak dan mabuk. Dengan penuh tanggung jawab, Philip mengantarnya pulang ke rumah dengan sopan.

Adegan ini menampilkan sisi lain dari karakter mereka — hubungan yang perlahan berkembang dari sekadar rekan kerja menjadi semacam keluarga kecil yang saling melengkapi, meski berasal dari dunia yang berbeda.

Kasus Baru: Ancaman Bom dan Penculikan

Keesokan paginya, Shin mendapat telepon dari Kim Soo-dong, sang peretas yang membantunya di episode pertama. Kini ia bekerja di pusat pelayanan masyarakat dan menghadapi masalah pelik: ada pengguna anonim di forum online yang terus memposting komentar jahat dan menimbulkan keluhan publik. Atas tekanan dari atasan, Soo-dong meminta bantuan Shin untuk menangani situasi itu secara damai.

Namun, di sisi lain kota, situasi jauh lebih serius. Sejumlah pejabat pemerintah menerima video mengejutkan: Wali Kota Yeongdo, Hwang Seong-sik, terikat dengan bom di tubuhnya. Tidak ada tuntutan uang tebusan, tidak ada pesan politik. Hanya satu kalimat yang terdengar dari penculik:

“Kau harus membayar atas dosamu.”

Polisi mulai mengaitkan pesan itu dengan pengguna anonim yang disebutkan oleh Soo-dong — seorang pria bernama Lee Sang-hyeon. Dalam unggahannya di forum, ia sering menulis kalimat yang sama. Shin dan Philip segera menuju rumahnya, tetapi tempat itu kosong. Dari hasil penggeledahan, mereka menemukan nota pembelian amonium nitrat, bahan kimia yang umum digunakan untuk membuat bom. Penemuan ini membuat Shin semakin yakin bahwa Sang-hyeon adalah pelaku penculikan.

Mereka kembali ke toko ayam goreng untuk menyusun rencana selanjutnya. Namun pikiran Shin terus kembali kepada sosok Sang-hyeon. Ia bahkan menemui ibu Sang-hyeon, yang dengan polos mengatakan bahwa anaknya sedang belajar di luar kota. Dalam kamar Sang-hyeon, Shin menemukan tumpukan dokumen — laporan tentang pabrik pupuk yang menyebabkan kanker di kalangan warga sekitar. Semua bukti ini mengarah pada satu kesimpulan: Sang-hyeon ingin menuntut keadilan dengan caranya sendiri.

Di sisi lain, Choi Chul merayakan kabar resmi bahwa ia telah diangkat kembali menjadi detektif. Namun perayaannya terhenti ketika Shin menelepon dan meminta bantuan untuk mencari lokasi Lee Sang-hyeon secepatnya.

Negosiasi Berbahaya

Tak lama kemudian, Shin berangkat sendiri ke pabrik pupuk tua yang sudah ditinggalkan — lokasi yang disebut dalam laporan Sang-hyeon. Ia mengirim pesan kepada Philip untuk memberitahu keberadaannya dan memperingatkan kemungkinan bahaya.

Sesampainya di sana, Shin bertemu Sang-hyeon yang membuka pintu dengan wajah tegang. Shin mencoba berbicara dengan tenang, menyinggung soal unggahan daring dan rasa frustrasi Sang-hyeon terhadap sistem yang tidak adil. Namun, dari dalam gedung, terdengar suara samar seseorang yang mengaduh. Shin segera menyadari bahwa Wali Kota Yeongdo ada di dalam dan masih hidup.

Beberapa saat kemudian, pasukan polisi mengepung area pabrik. Mereka bersiap melakukan penyelamatan, tapi terkejut ketika Shin justru keluar dari gedung dan berjalan ke arah mereka dengan tenang. Ia lalu bertemu dengan seorang petugas polisi bernama Yeong-su — seseorang dari masa lalunya, meski hubungan mereka belum dijelaskan secara rinci.

Dengan ekspresi serius, Shin membuat pengakuan mengejutkan:

“Aku akan menjadi negosiator atas nama sang penculik.”

Review Shin’s Project Episode 2: Dari Mediasi ke Negosiasi Nyawa

Shin’s Project Episode 2 memperlihatkan loncatan besar dalam tensi dan skala cerita. Jika episode pertama berfokus pada kasus korupsi dan manipulasi bisnis, kali ini konflik bergeser ke ranah yang lebih gelap dan berbahaya — penculikan, dendam sosial, dan ancaman bom.

Bagian awal episode menutup dengan baik kasus Gangchun Resort, sekaligus mengungkap motif tersembunyi Hakim Kim yang ternyata memiliki kepentingan pribadi dalam penyelidikan tersebut. Transisi menuju kasus baru terasa agak lambat di pertengahan episode, namun tetap efektif dalam membangun ketegangan menjelang akhir.

Kekuatan utama drama ini tetap terletak pada karakter Tuan Shin. Ia bukan pahlawan sempurna, tapi seseorang yang tahu cara menghadapi dunia abu-abu dengan cara abu-abu pula. Metode “mediasi” versinya sering kali melibatkan tipu daya, ancaman, dan langkah-langkah di luar hukum — namun justru di situlah daya tariknya. Ia adalah negosiator yang hidup di antara batas moral dan keadilan.

Episode ini juga memperlihatkan dinamika tim yang makin solid. Philip kini mulai memahami sisi gelap dunia Shin, sementara Si-on membawa keseimbangan emosional yang membuat cerita tidak terlalu berat. Hubungan mereka bertiga kini terasa lebih natural dan hangat.

Klimaks di akhir episode — ketika Shin secara sukarela menjadi juru runding bagi penculik bersenjata — menandakan perubahan besar dalam arah cerita. Drama ini bukan lagi sekadar tentang sengketa bisnis, melainkan pertarungan moral yang mempertanyakan sejauh mana seseorang bisa menegakkan kebenaran tanpa menjadi bagian dari keburukan itu sendiri.

Dengan peningkatan skala konflik dan misteri yang semakin dalam, Shin’s Project Episode 2 berhasil menjaga momentum sekaligus menyiapkan pondasi untuk kisah yang lebih kompleks di episode berikutnya.

Episode 1|All Recaps|Shin’s Project Episode 3

Topik terkait: #recap Shin’s Project

recap Shin's Project episode 1recap Shin’s Project Episode 3

Related

Tinggalkan komentar