Recap Shin’s Project Episode 1 & Review

Shin’s Project Episode 1 dibuka dengan adegan yang langsung memancing emosi: Tuan Shin, seorang pria paruh baya yang tampak biasa-biasa saja, sedang bersiap menuju tempat kerjanya ketika tiba-tiba ia mendapati situasi genting di depan sebuah gedung.

Seorang penyewa tampak berdiri di atap, menyiramkan bensin ke tubuhnya sendiri, dan berteriak bahwa ia ingin mengakhiri hidupnya. Di bawah, orang-orang panik dan memohon agar pria itu mengurungkan niatnya.

Melihat ini, tanpa ragu, Tuan Shin naik ke atap dan berpura-pura sebagai warga yang ingin menjemur pakaian. Dengan sikap tenang namun penuh perhitungan, ia mulai berbincang santai dengan si pria yang putus asa itu. Ia sengaja mengeluh tentang masalah sewanya sendiri, tentang betapa sulitnya berurusan dengan pemilik bangunan dan biaya hidup yang terus naik. Tujuannya jelas: membangun empati, membuat sang pria merasa bahwa ia tidak sendirian.

Perlahan, suasana tegang mulai mencair. Ketika kesempatan muncul, Shin dengan sigap mengambil pemantik api dari tangan pria itu dan memberi isyarat kepada polisi untuk bergerak. Berkat keberaniannya, situasi berhasil dikendalikan tanpa korban jiwa. Namun ketika polisi menanyakan siapa dirinya, Shin hanya memberikan kartu nama dari sebuah toko ayam goreng — seolah ia hanyalah pedagang biasa.

Pertemuan dengan Hakim Muda

Sementara itu, di tempat lain, seorang hakim muda bernama Cho Philip baru saja memulai hari pertamanya bekerja. Dengan wajah penuh semangat, ia dan rekan-rekannya menanti penempatan tugas mereka. Namun, kebahagiaan itu segera berubah menjadi kebingungan ketika hakim senior Kim Sang-geun membawanya ke sebuah kedai ayam goreng — tempat yang ternyata dimiliki oleh Tuan Shin.

Tanpa penjelasan panjang, Hakim Kim memberitahu Philip bahwa ia akan “bertugas” di sini. Bukan di pengadilan, melainkan di sebuah toko ayam goreng. Philip tentu terkejut dan mengira ini adalah kesalahpahaman. Tapi ternyata, di balik kedai sederhana itu, tersembunyi kisah dan misi yang jauh lebih besar.

Dari percakapan mereka, terungkap bahwa Tuan Shin dulunya adalah seorang mediator — seseorang yang memediasi konflik di luar jalur hukum. Namun, karena alasan yang belum diungkapkan, ia berhenti berpraktik secara resmi. Hakim Kim kemudian menyerahkan sebuah amplop berisi detail sebuah kasus baru yang memerlukan mediasi, dan memaksa Shin untuk menanganinya meski ia enggan.

Kasus Gangchun Salted Seafood

Shin, meski setengah hati, akhirnya menyerahkan tugas pertama kepada Philip: mengantarkan pesanan ayam. Alamat yang dituju ternyata rumah seorang influencer populer. Philip yang masih canggung akhirnya dipaksa menyapa ribuan penonton yang sedang menonton siaran langsung sang influencer — momen yang kemudian berdampak besar.

Setelah pengantaran itu, Shin dan Philip pergi menjalankan urusan lain. Saat di perjalanan, Philip menegur Shin karena menerobos lampu merah. Shin, dengan gaya khasnya yang nyeleneh, langsung menyuruh Philip turun dari mobil di tengah jalan. Dari sini, terlihat jelas perbedaan karakter keduanya: Shin yang impulsif dan penuh insting, berbanding terbalik dengan Philip yang lurus dan idealis.

Amplop dari Hakim Kim ternyata berisi kasus antara Koperasi Makanan Laut Asin Gangchun dengan sebuah stasiun televisi yang menayangkan acara investigasi berjudul On Site Pursuit.

Acara tersebut pernah menyiarkan segmen tentang ditemukannya belatung dalam makanan laut produksi koperasi itu. Sejak tayangan itu, reputasi para pedagang hancur dan usaha mereka bangkrut. Kini mereka menuntut stasiun TV dan produser acara, Kim Young-ho, atas tuduhan pencemaran nama baik.

Shin menemui Produser Kim dan menyampaikan bahwa dirinya ditugaskan oleh hakim untuk menengahi kasus tersebut. Namun, Kim tidak tertarik dengan proses mediasi dan menolak bantuan itu. Setelah Kim pergi, Philip datang dan menyatakan keinginannya untuk tetap mendampingi Shin menyelesaikan kasus tersebut.

Menguak Kebohongan di Balik Pasar

Keduanya kemudian pergi ke Pasar Makanan Laut Gangchun. Di sana, Shin berdialog dengan para pedagang yang kehilangan mata pencaharian. Seorang nenek yang menjadi tokoh utama di antara mereka menegaskan bahwa ia tidak akan menerima penyelesaian apa pun kecuali permintaan maaf terbuka dari pihak TV.

Sebelum pergi, Shin memperhatikan sebuah stiker bertuliskan “Gangchun Real Estate” di salah satu toko kosong. Ia pun mengunjungi kantor properti itu bersama Philip, dan mengetahui bahwa semua toko di area pasar — kecuali milik sang nenek — telah dijual. Saat mereka pergi, pemilik kantor real estate diam-diam memotret Shin dan mengirimkan fotonya ke seseorang yang tidak diketahui.

Sementara itu, sang nenek tanpa sengaja mendengar percakapan cucunya, Gi-beom, di telepon. Dari situ ia mengetahui kebenaran pahit: cucunya sendirilah yang menaruh belatung di makanan, menyebabkan semua kerusuhan itu.

Rahasia di Balik Kedai Ayam

Malam harinya, Shin dan Philip kembali ke toko ayam goreng untuk melanjutkan shift malam mereka. Tiba-tiba pesanan membanjir, dan barulah mereka sadar: penampilan Philip di siaran langsung influencer tadi membuat toko itu viral. Namun pelanggan kecewa ketika mengetahui bahwa pengantar pesanan bukan Philip, melainkan gadis muda bernama Si-on, karyawan Shin yang ceria dan tangguh.

Di sela-sela kesibukan, Shin bertemu dengan seseorang yang dijuluki Player Kim, seorang peretas yang pernah ia bantu di masa lalu. Shin memintanya menyelidiki lebih dalam tentang Gangchun Real Estate — mencurigai adanya konspirasi besar di balik kasus koperasi tersebut.

Di sisi lain, Philip yang curiga pada bosnya menelepon seseorang dan meminta mereka mencari tahu latar belakang Shin. Si-on mendengarnya, dan keduanya terlibat pertengkaran sengit sebelum akhirnya meninggalkan toko.

Ketika pulang ke rumah, orang tua Philip dengan bangga menyambut hari pertama anaknya sebagai hakim. Namun, ia tidak sanggup mengatakan bahwa ia sebenarnya bekerja di sebuah toko ayam goreng.

Percobaan Bunuh Diri dan Pengejaran

Keesokan harinya, Shin dan Philip kembali menemui Produser Kim untuk menanyakan siapa informan yang melaporkan soal belatung. Kim menolak memberikan informasi itu, dengan alasan rahasia redaksi. Philip dengan tegas menjawab bahwa identitas itu akan terungkap juga di pengadilan. Percakapan mereka terhenti ketika Shin menerima kabar mengejutkan: nenek dari pasar Gangchun mencoba bunuh diri.

Beruntung, nyawanya berhasil diselamatkan. Di rumah sakit, ia meminta untuk bertemu Shin dan Philip. Dalam kondisi lemah, ia akhirnya bersedia menandatangani surat penyelesaian kasus. Namun Shin yang tajam telinganya, mendengar Gi-beom sedang menelepon seseorang dan mengeluh tentang neneknya — membuat Shin makin yakin bahwa ada pihak yang memanipulasi semua ini.

Tak lama setelah itu, Shin mendapat telepon dari Player Kim yang panik. Ia mengatakan bahwa ada preman yang memburunya karena penyelidikannya soal Gangchun Real Estate. Mereka sepakat bertemu di sebuah minimarket untuk saling bertukar informasi.

Shin berangkat bersama Si-on, yang mengantarnya menggunakan motor. Namun tak lama kemudian, mobil para preman muncul dan mengejar mereka. Rupanya, yang menjadi target utama bukan Kim, melainkan Shin sendiri. Terjadi pengejaran sengit di jalanan kota. Si-on, dengan sigap, membawa Shin melintasi gang sempit dan jalan tikus. Saat situasi semakin berbahaya, sekelompok pengendara motor tiba-tiba muncul menghadang mobil para preman. Mereka ternyata teman-teman Si-on, yang datang setelah menerima pesan darurat dari gadis itu. Berkat bantuan mereka, Shin dan Si-on berhasil lolos.

Konspirasi di Balik Kasus

Setelah aman, Shin memeriksa dokumen yang diberikan oleh Player Kim. Dari sana, ia menemukan bukti mengejutkan: perusahaan real estate itu berencana membangun resor mewah di kawasan Gangchun, dan rencana ini sudah disiapkan selama dua tahun terakhir. Dengan kata lain, kasus “belatung di makanan” hanyalah skenario untuk menjatuhkan reputasi pasar, agar lahan itu bisa dibeli murah.

Otak di balik rencana licik ini adalah seorang pria bernama Yang Jin-hyeok. Shin memutuskan untuk mendekatinya secara diam-diam, berpura-pura sebagai investor yang ingin membeli toko terakhir yang belum terjual — milik si nenek.

Beberapa waktu kemudian, diadakan pertemuan mediasi resmi. Semua pedagang, termasuk si nenek, tampak sudah menandatangani surat kesepakatan damai. Namun di menit terakhir, Shin muncul dan merobek dokumen itu di depan semua orang. Ia menolak penyelesaian semu yang hanya menguntungkan pihak berkuasa, dan bertekad mencari keadilan yang sebenarnya.

Kecelakaan Mengerikan

Usai pertemuan, Shin dan Philip bersiap pulang. Seorang pria bernama Lee Jae-hak, yang juga hadir dalam pertemuan itu, menyarankan mereka untuk mengambil jalan lokal karena jalan utama sedang diperbaiki. Awalnya tampak wajar, tetapi beberapa menit kemudian mobil mereka justru terjebak di antara dua truk besar di jalur kereta api. Pintu terkunci, kaca tidak bisa dibuka, dan suara kereta semakin mendekat. Dalam detik-detik menegangkan, mereka memecahkan kaca dan melompat keluar tepat sebelum kereta menghantam mobil mereka.

Review Shin’s Project Episode 1: Awal yang Menjanjikan dan Penuh Intrik

Shin’s Project Episode 1 menjadi pembuka yang kuat dan menarik. Drama ini menepis anggapan umum bahwa proses mediasi selalu berlangsung di ruang putih dengan suasana formal. Sebaliknya, serial ini memperlihatkan bahwa dunia mediasi bisa penuh bahaya, emosi, bahkan aksi yang mendebarkan.

Tuan Shin bukan mediator biasa. Ia digambarkan sebagai sosok yang cerdas, manipulatif dengan tujuan baik, dan tak ragu melanggar batas hukum demi mengungkap kebenaran. Fakta bahwa ia kini menjalankan toko ayam goreng menjadi simbol betapa “terlalu dalam” masa lalunya, hingga ia harus bersembunyi di balik kehidupan sederhana.

Sementara itu, Cho Philip menjadi kontras sempurna bagi Shin. Karakternya yang idealis dan kaku menciptakan dinamika menarik ketika dipasangkan dengan gaya Shin yang tak terduga. Si-on, dengan keberaniannya dan sikap tangguh, menambah warna baru dan keseimbangan emosional di antara dua tokoh pria tersebut.

Kisah di episode ini juga tidak hanya berfokus pada kasus utama, tetapi perlahan membuka lapisan konspirasi yang lebih besar — mulai dari manipulasi media, permainan korporasi, hingga kepentingan ekonomi di balik tragedi sosial. Semua itu disajikan dengan pacing cepat, penuh dialog tajam dan adegan menegangkan, tanpa kehilangan sentuhan kemanusiaannya.

Di akhir episode, kecelakaan di rel kereta, menjadi penutup yang efektif, membuat penonton penasaran akan kelanjutan perjalanan Shin dan Philip dalam membongkar kejahatan yang lebih besar.

Secara keseluruhan, Shin’s Project Episode 1 adalah pembuka yang solid: menegangkan, penuh misteri, dan berhasil membangun pondasi karakter serta konflik utama dengan sangat baik. Jika episode berikutnya mampu mempertahankan ritme dan ketegangan ini, drama ini berpotensi menjadi salah satu serial investigasi terbaik tahun ini.

All Recaps|Shin’s Project Episode 2

Topik terkait: #recap Shin’s Project

Kembali dari Cedera, Ole Romeny Siap Perkuat Lini Depan Timnas Indonesia di Ronde Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026Shin’s Project Episode 2

Related

Tinggalkan komentar