
Episode kedua dari drama kriminal Korea Queen Mantis melanjutkan ketegangan yang telah dibangun sejak awal, kali ini dengan lapisan psikologis yang lebih dalam dan konflik emosional yang semakin kompleks.
Cerita dibuka dengan kilas balik masa remaja Cha Su-yeol, yang menjadi korban perundungan brutal di sekolah. Meski memiliki kemampuan bela diri, ia memilih untuk tidak melawan karena takut melukai orang lain secara fatal. Sosok Jeong-ho, yang saat itu menjadi figur pelindungnya, menyarankan agar Su-yeol menggunakan kekuatannya untuk menyelamatkan orang lain—menjadi seorang polisi.
Kebocoran Data dan Jejak Sang Peniru
Di masa kini, tim investigasi mulai menelusuri sumber kebocoran informasi terkait kasus Mantis. Mereka menemukan bahwa berkas milik Jeong I-shin telah lenyap dari kantor kejaksaan. Kecurigaan mengarah pada seorang pegawai administrasi bernama Seo Gu-wan, yang pernah berkunjung setahun lalu. Meski tampak ramah, Gu-wan menyimpan rahasia kelam—ia mengaku berasal dari panti asuhan yang sama dengan sang jaksa, padahal sebenarnya ia yatim piatu.
Malam itu, tim polisi melakukan pengintaian di kediaman Gu-wan. Su-yeol dan Na-hee terlihat canggung, namun Na-hee berusaha menjaga semangat tim dengan keyakinan bahwa mereka akan menemukan ritme kerja yang tepat. Ketika Gu-wan muncul dan menyadari keberadaan polisi, ia langsung menghilang. Dalam keadaan terdesak, tim menerobos masuk ke apartemennya dan menemukan berkas-berkas rahasia tentang banyak orang—termasuk Jeong I-shin dan para polisi sendiri. Penemuan obat-obatan dan dokumen pribadi mengungkap bahwa Gu-wan mengidap skizofrenia.
Yang lebih mengejutkan, ditemukan pula surat-surat yang tampaknya berasal dari I-shin, berisi instruksi pembunuhan. Namun setelah ditelusuri, surat-surat tersebut ternyata palsu dan ditulis sendiri oleh Gu-wan. Su-yeol yang marah langsung mengonfrontasi ibunya, namun I-shin justru menegurnya karena ceroboh dalam penyelidikan.
Keluarga yang Disandera dan Masa Lalu yang Terungkap
Cerita berpindah ke rumah keluarga yang disandera oleh Gu-wan. Ia menyebut dirinya sebagai ayah dari keluarga tersebut dan makan bersama mereka, sementara sang ibu berusaha meyakinkan anak-anaknya untuk berpura-pura demi keselamatan. Polisi yang berhasil membobol komputer Gu-wan menemukan bahwa ia telah memanipulasi foto-foto keluarga tersebut dengan menyisipkan dirinya di dalamnya.
Di apartemen, anak laki-laki dari keluarga tersebut menolak berpura-pura, membuat Gu-wan marah dan hendak menghukumnya. Untungnya, polisi tiba tepat waktu dan berhasil menangkap Gu-wan. Terungkap bahwa ayah dari keluarga tersebut, Tae-seok, adalah saudara tiri Gu-wan. Ibu mereka meninggalkan Gu-wan di rumah sakit dan menikah dengan ayah Tae-seok.
Na-hee mencoba menginterogasi Gu-wan, namun ia malah menyerang balik dengan menyebut anak autistik Na-hee yang ia tinggalkan. Na-hee yang terpancing emosinya akhirnya dikeluarkan dari ruang interogasi. Ternyata, Gu-wan sengaja melakukan itu agar bisa berbicara empat mata dengan Su-yeol dan mengungkap kekagumannya terhadap I-shin. Meski jijik, Su-yeol tetap berpura-pura mendengarkan, namun Tae-seok yang berada di ruangan menjadi tidak responsif.
Ketegangan Meningkat: Pertemuan Dua Jiwa yang Terganggu
Dengan tidak adanya petunjuk tentang keberadaan Tae-seok, Jeong-ho mengusulkan agar Gu-wan dipertemukan dengan I-shin. Su-yeol sangat menentang ide tersebut karena tidak ingin bergantung pada ibunya. Di sisi lain, kehidupan pribadi Su-yeol juga mulai terkuak. Istrinya, Jung-yeon, sedang bekerja di studio keramik bersama sahabatnya, A-ra. Mereka membahas tentang anak dan bagaimana Su-yeol enggan memiliki keturunan karena trauma masa kecilnya. A-ra tertawa saat Jung-yeon mengungkap bahwa Su-yeol sering memanggil ibunya dalam tidur.
Gu-wan sangat antusias bertemu dengan I-shin, dan ia pun menyambutnya dengan ramah. Namun ketika I-shin mulai menanyakan detail pembunuhan yang ia lakukan, Gu-wan ragu dan tidak bisa menjawab. I-shin segera menyadari bahwa Gu-wan bukanlah pembunuh peniru yang mereka cari. Ia mulai memancing Gu-wan agar menunjukkan jati dirinya. Merasa terancam, Gu-wan mengancam akan membongkar identitas Su-yeol sebagai anak Mantis.
Situasi memanas saat I-shin mencoba membunuh Gu-wan, memaksa polisi untuk turun tangan. Ia bahkan mencoba meyakinkan Su-yeol untuk menghabisi Gu-wan karena dianggap sebagai ancaman. Dalam kekacauan tersebut, Gu-wan berhasil merebut senjata petugas dan melarikan diri. Di halaman depan, ia mengalami gangguan jiwa dan menembak dirinya sendiri. I-shin panik, mengira Su-yeol yang tertembak.
Gu-wan segera dilarikan ke rumah sakit, dan Su-yeol sempat mempertimbangkan kata-kata ibunya—meski hanya sesaat.
Teori Baru dan Penyelamatan yang Menegangkan
Tanpa mengetahui insiden tersebut, Na-hee memutuskan untuk melanjutkan interogasi. Ketika mengetahui bahwa Gu-wan telah dibawa ke rumah sakit, tim merasa kecewa karena tidak diberi informasi. Sementara itu, Su-yeol mulai menyusun teori bahwa Tae-seok mungkin berada di rumah sakit tempat Gu-wan dulu ditinggalkan. Ia menemukan banyak foto rumah sakit di komputer Gu-wan dan mengaitkannya dengan novel transmigrasi yang dibaca Gu-wan, di mana tokoh utama mengambil alih kehidupan orang lain.
Sung-gyu menolak teori tersebut, namun Na-hee mendukung Su-yeol. Mereka pun bergegas ke rumah sakit dan menyisir setiap sudut. Setelah pencarian yang melelahkan, Sung-gyu meminta agar mereka menghentikan pencarian, dan Na-hee pun mulai kehilangan harapan.
Namun Su-yeol teringat bahwa korban ketiga I-shin dulu ditemukan tenggelam. Ia bertanya kepada staf rumah sakit dan menemukan ruang laundry yang tidak tercatat secara resmi. Di sana, ia menemukan Tae-seok dalam kondisi kritis di dalam mesin cuci dan segera melakukan CPR.
Simbol-Simbol Tersembunyi dan Misteri yang Belum Terjawab
Di akhir episode, terlihat bahwa I-shin menyimpan daun-daun di dalam mulutnya dan menyembunyikannya di langit-langit palsu kamar mandi. Tindakan ini menambah lapisan misteri tentang motif dan rencana jangka panjangnya.
Ulasan Episode: Karakter Pendukung Mulai Bersinar
Episode kedua Queen Mantis mempertahankan tempo cepat sambil memperkenalkan berbagai alur cerita baru. Karakter pendukung mulai mendapatkan ruang untuk berkembang, dan penonton mulai memahami peran mereka dalam narasi besar. Sung-gyu yang terus menentang Su-yeol kemungkinan akan menjadi penghalang besar saat identitas Su-yeol terungkap. Na-hee juga menunjukkan konflik batin antara komitmen dan kehidupan pribadinya, terutama terkait anaknya.
Sosok A-ra, sahabat Jung-yeon, mulai menarik perhatian. Apakah ia hanya karakter pendukung atau justru antagonis tersembunyi? Dalam episode sebelumnya, ia menghilang setelah Su-yeol mendengar suara menguping. Di episode ini, ia terus menanyakan tentang keluarga Su-yeol. Kebetulan?
Ko Hyun-jung kembali mencuri perhatian sebagai Jeong I-shin. Setiap adegan yang melibatkan dirinya terasa intens dan penuh teka-teki. Senyumnya setelah mengira Su-yeol tertembak menimbulkan pertanyaan besar: apakah ia merasa bebas karena tidak lagi terikat oleh rasa sayang? Atau justru itu bentuk kepedulian yang terdistorsi?
Yang pasti, I-shin benar-benar peduli pada Su-yeol. Di balik kegilaan dan kekerasan yang ia lakukan, ada sisi tulus yang membuat penonton sulit untuk sepenuhnya membenci dirinya. Ia adalah karakter yang kompleks—sosiopat yang memiliki kasih sayang selektif. Dan itulah yang membuatnya begitu menarik untuk diikuti.
Itu dia recap Queen Mantis Episode 2. Lanjut ke Queen Mantis Episode 3.